Jakarta - Pegawai harian lepas (PHL) atau pasukan oranye Dinas kebersihan DKI Jakarta diskors sampai masa kontraknya habis karena berfoto bersama spanduk pasangan calon nomor urut 1 di Pilgub DKI 2017, Agus Yudhoyono-Sylviana Murni. PHL yang diskors tersebut juga tidak akan diberi gaji.
"Pasukan oranye berkampanye salah satu pasangan calon, itu menunjukkan tidak netral. Terpaksa kami berhentikan sementara atau putus kontrak. Tidak menerima gaji apapun," kata Plt Gubernur DKI Sumarsono saat Apel Gabungan Sapu Bersih Pungutan Liar dan Kesiapsiagaan Bencana di Provinsi DKI Jakarta, di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (24/11/2016).
Sumarsono menyatakan dirinya tidak mempermasalahkan pasangan calon tersebut. Namun dia mempersoalkan keikutsertaan jajarannya pada kampanye pasangan calon.
"Saya tidak mempersoalkan pasangan calonnya. Saya mempersoalkan jajaran staf saya yang kemudian ikut teriak-teriak kampanye di belakang spanduk. Fotonya ada," ucapnya sambil menunjukkan foto yang dimaksud.
Dari foto tersebut, tampak pasukan oranye membentangkan spanduk bergambar wajah Agus dan Sylvi. Spanduk bertuliskan 'Relawan Oren-Biru Jakarta Bersih & Aman Agus-Sylvi Gubernur Pilihan Kita'.
Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Isnawa Adjie, menjelaskan bahwa di foto tersebut terlihat 63 pasukan oranye sedang memegang spanduk pasangan nomor 1 dan mengacungkan jari membentuk angka 1. Hal tersebut menurutnya adalah kesalahan karena berfoto memberi dukungan menggunakan atribut pemerintah provinsi DKI Jakarta dan juga saat sedang bertugas.
"Jadi gini saya punya pasukan badan air, nah hari Senin saya dapet jam 16.00 WIB. Di foto ada 38 PHL badan air kecamatan Kemayoran dan 25 di Johar Baru," ungkapnya.
Dia menyayangkan kejadian tersebut. Padahal, Dinas Kebersihan telah memberikan peringatan di awal masa kampanye.
"Saya sebagai kepala dinas dua kali adain briefing ke komandan regu, sekitar satu bulan sebelumnya saya sudah wanti-wanti anak buah saya. Ini anda enggak boleh bermain politik praktis enggak boleh ikut dalam kampanye," tegasnya.